23 Januari 2020
Posted by: Admin
Kategori: Berita
Upload: 5 tahun 4 bulan 3 minggu 4 hari 10 jam 2 menit yang lalu
View: 275
“Pelaksanaan Ngopi (Ngobrol Pendidikan Islam) dengan tema ‘Be The First or The Best’ di Hotel Heritage Bukit Lawang , Senin (9/12) menyampaikan pesan dan tantangan tersendiri bagi para kepala Madrasah", demikian disampaikan kepala MAN 2 Langkat, Edi Sahputra kepada Inmas.
Acara yang dilaksanakan di Hotel Heritage, Bukit Lawang, Bahorok tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan yang dilaksanakan olehi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, Kantor Kemenag Binjai dan Langkat dalam rangka menyambut HAB Kemenag RI ke 74. Acara Ngopi menampilkan Prof. M. Mukhti Mubarak sebagai nara sumber utama, diikuti oleh para pejabat dan ASN Kementeian Agama Provinsi Sumatera Utara, Kementerian Agama Medan, Binjai, Langkat, Asahan dan Sibolga, para kepala KUA, para kepala Madrasah serta dihadiri juga oleh Camat Bahorok.
Dalam kata sambutannya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara H. Iwan Zulhami mengatakan bahwa madrasah telah membuktikan dirinya dalam membentuk dan menghasilkan siswa dengan pemikiran yang cerdas. "Walaupun dianggap sebagai sekolah kampung, tapi madrasah harus berupaya agar tidak menjadi sekolah kampungan. Para pimpinan Madrasah beserta para pengajarnya harus berlomba untuk berprestasi ,dari sisi mana saja untuk menciptakan generasi muda yang luar biasa di Madrasah”, kata beliau memberikan motivasi.
Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa sejak Januari 2020, akan ada gerakan bahwa seluruh guru Madrasah Aliyah baik negeri maupun swasta wajib menghasilkan satu karya buku (One Teacher, One Book) dengan standar minimal 50 halaman. Dalam kesempatan tersebut Kakanwil juga menyampaikan rencana beliau untuk me-launching buku bersama Menteri Agama RI yang berjudul ‘Ahlan Wa Sahlan Buya Jend. Fachru Rozi’. Buku ini akan diterbitkan oleh Gramedia untuk disebarluaskan ke seluruh Indonesia.
Terkait dengan program satu guru satu buku tersebut, Kakankemenag Langkat, H.Zulfan Efendi mengatakan bahwa untuk jajaranya telah ada 12 judul buku yang ditulis oleh para guru madrasah. "Kita berharap setelah mengikuti acara ngopi ini, ada semangat serta motivasi pada diri kita untuk mulai menulis dan menciptakan sebuah buku", demikian kata Zulfan seperti yang disampaikan oleh Edi.
Sementara itu Edi mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Kakanwil dalam acara Ngopi tersebut merupakan sebuah tantangan terbuka , baik bagi kepala madrasah maupun bagi para guru. "Hal ini merupakan tantangan bagi kita semua, terutama para kepala madrasah untuk bisa berkarya serta memberi contoh serta motivasi bagi guru di madrasah masing- masing. Artinya para kepala madrasah harus bisa menunjukkan diri mereka mampu terlebih dahulu menghasilkan karya buku sebelum menyuruh para gurunya untuk menghasilkan karya yang sama. Tantangan pertama sebelum menulis tentu saja kita harus banyak membaca karena inspirasi tulisan kita umumnya akan diperoleh dari banyanya bacaan kita. Guru penulis adalah guru pembaca. Guru pembaca belum tentu guru penulis. Bagi masyarakat langkat pantang mundur dari tantangan. Tidak ada yang tak bisa kita lakukan jika kita punya kemauan serta semangat untuk berbuat. Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan", kata Edi menutup pembicaraannya tentang program satu guru satu buku yang diwacanakan oleh Kakanwil Kemenag tersebut. (mn)