MAN 2 LANGKAT

Dua guru MAN 2 Langkat masing-masing atas nama Siti Wulan Dari dan Tri Wulan Sari berhasil menjadi finalis pada ajang lomba penulisan essay pendidikan serta inovasi media Pembelajaran dalam ajang  Yayasan Alfityan Expo tahun 2019.  Hal tersebut disampaikan oleh humas MAN 2 Langkat, Kamis (31/10). Berdasarkan hasil pengumuman seleksi dan verifikasi yang dilakukan oleh dewan juri terhadap E-file naskah yang dikirim peserta, serta undangan untuk presentasi hasil yang disampaikan panitia kepada para finalis. Dikatakan juga bahwa panitia memilih 15 finalis untuk lomba inovasi media pembelajaran serta 29 finalis untuk essay pendidikan. Selanjutnya para finalis akan melakukan presentasi atas essay dan karya media pembelajaran dihadapan dewan juri pada Jum’at (01/11).

Secara terpisah, Kepala MAN 2 Langkat, Edi Sahputra menyampaikan rasa bangga dan apresiasi atas usaha pengembangan diri yang dilaksanakan oleh para pengajar  MAN 2 Langkat. "Para guru yang mengikuti kegiatan pengembangan diri  melalui kegiatan kompetisi seperti ini menunjukkan bahwa mereka adalah guru yang progressive. Selalu ingin mengukur kemampuan serta mengembangkan kemampuan. Ada ide dan inovasi baru yang ingin mereka coba bagi. Dan tentu saja ide tersebut harus dituangkan dan diuji dalam event dan ajang perlombaan seperti yang dilaksanakan oleh yayasan Alfitiyan. Tentu saja setiap guru harus pro aktif dalam mencari informasi dalam pengembangan diri. Kita berharap apa yang dilakukan oleh ke dua guru ini akan memotivasi guru-guru lainnya untuk aktif meakukan pengembangan diri", ungkapnya.

Sementara itu ketika dimintai keterangan oleh inmas, Tri Wulansari mengatakan bahwa  dia hanya mengirim essay pendidikan yang berjudul "Parenting Education, Sebuah Jembatan Untuk Menekan Angka Kekerasa Terhadap Guru Oleh Orang Tua dan Siswa”. Menurutnya  essay yang dia tulis bertujuan untuk mengangkat isu kekerasan terhadap guru serta mencari akar permasalahan terhadap kasus kekerasan terhadap guru. "Pola pendidikan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak menjadi faktor terbesar adanya kekerasan terhadap guru. Melalui essay ini saya mencoba untuk membuka wawasan, terutama orang tua dalam melakukan pendidikan  karakter terhadap anak, terutama bagaimana menghormati guru", jelasnya.

Dalam Essaynya yang berjudul "Generasi Berani”, Siti Wulan Dari mencoba untuk menekankan pentingnya melakukan pendidikan karakter “High performance” kepada siswa. "Pendidikan karakter high performance bertujuan untuk menjadikan siswa berani serta bertanggung jawab. Berani untuk mengatakan hal yang benar, serta berani bertanggung jawab terhadap tindakan dan keputusan yang telah diambil. Kita ingin karakter pemimpin seutuhnya muncul pada diri siswa sejak dini", katanya. Sementara itu dalam karya inovasi media pembelajaran, Siti Wulan mencoba menyuguhkan model "Fun and Experience dalam Pembelajaran Kimia”. Dalam medianya beliau mencoba untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan buku saku sebagai media pembelajaran serta permainan yang memberikan pengalaman pembelajaran terhadap materi tertentu.

Terkait dengan persiapan untuk presentasi essay dan karya inovasi media pembelajaran, baik Tri Wulan Sari maupun Sri Wulan Dari mengatakan telah siap. "Kita hanya menyampaikan apa yang menjadi alasan serta tujuan kita dalam mengangkat isu tertentu dalam essay paendidikan tersebut, terkait dengan media pembelajaran, sebenarnya kita hanya ingin berbagi atas inovasi yag telah kita buat dan terapkan. Tentu saja kami tidak dapat memastikan bahwa karya kami akan menjadi yang terbaik. Kami pasti akan berusaha untuk menjadi yang terbaik. Do’a dan dukungan para rekan guru juga akan menjadi semangat dan kekuatan tersendiri bagi kami. Kejayaan yang kami lakukan berarti juga kejayaan bagi korp kita, MAN 2 Langkat", ungkap mereka. (mn)