• HOME
  • Berita
  • JURIAT KESULTANAN LANGKAT KUNJUNGI BEKAS ISTANA DARUSSALAM "MAN 2 LANGKAT"

JURIAT KESULTANAN LANGKAT KUNJUNGI BEKAS ISTANA DARUSSALAM "MAN 2 LANGKAT"

  • 21 Januari 2020

  • Posted by: Admin

  • Kategori: Berita

  • Upload: 4 tahun 3 bulan 6 hari 17 jam 3 menit yang lalu

  • View: 171

Kepala MAN 2 Langkat, Edi Sahputra, S.PdI,MM menerima kunjungan cucu dari sultan Mahmud Rahmadsyah di kantor kepala Madrasah, Senin (09/09). Kunjungan  juriat Kesultanan Langkat tersebut terkait dengan undangan yang disampaikan oleh kepala MAN 2 Langkat dalam kegiatan perlombaan memasak bubur Assyura.

Edi mengatakan bahwa MAN 2 Langkat berdiri diatas tanah yang dulunya adalah istana. "Dari sejarah yang ditulis serta dari penuturan yang disampaikan secara turun temurun, kami menyadari bahwa  Langkat pernah  Berjaya di masa kesultanan.  Kami juga tahu bahwa lokasi yang kami tempati ini merupakan tapak sebuah istana. Kami berkeinginan untuk kembali menggali nilai-nilai kearifan lokal, termasuk dengan kembali menggali jejak sejarah kesultanan Langkat. Selain itu , karena posisi historisnya, MAN 2 Langkat diberi amanah untuk menjadi laboratorium sejarah  Kesultanan Langkat. Hal tersebut tentu saja mengharuskan kami untuk berkomunikasi serta memperoleh informasi yang akurat tentang Kesultanan Langkat. Perjumpaan kami dengan keluarga sultan merupakan sebuah kebahagian bagi kami sehingga terbuka jalan bagi kami untuk mendapatkan informasi yang lebih bisa dipercaya. Kami ingin satu ketika, akan banyak orang berkunjung ke MAN 2 Langkat untuk bertanya tentang Kesultanan Langkat. Tentu saja kami juga berharap keingintahuan para pendatang tersebut dapat kami puaskan dengan informasi yang benar dan lengkap", ungkapnya.

Sementara itu, mewakili para cucu sultan, T. Selviana Hafas menyampaikan rasa haru serta bangga. Haru karena mereka dapat bernostalgia kembali ketanah leluhur dimana orang tua mereka dilahirkan, bangga karena mereka masih tanah bekas istana leluhur mereka dijadikan sebuah lembaga pendidikan untuk menempa iman dan pengetahuan para generasi muda.

"Kami bangga karena MAN 2 Langkat telah berusaha untuk kembali menghidupkan budaya mayarakat melayu Langkat. Walaupun hanya dengan membiasakan penggunaan busana melayu, maka hal itu merupakan awal dikenalkannya kembali keberadaan melayu di Langkat serta kesultanan melayu yang pernah berjaya di Langkat. Terkait dengan kebutuhan akan informasi yang benar tentang pasang surut kesultananan melayu Langkat, kami dari juriat ke 3 kesultanan Langkat akan mendukung dan berusah untuk membantu pihak MAN 2 Langkat dalam mewujudkan cita-citanya untuk menjadikan MAN 2 Langkat sebagai tujuan wisata budaya ataupun menjadikan MAN 2 Langkat sebagai laboratorium mini bagi langkat dan budaya Langkat. Kami juga tentu dengan akan senang hati mengulurkan tangan memberi bantuan sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki.” katanya.

Dalam kesempatan tersebut ke 4 cucu Sultan Langkat tersebut juga berkesempatan  berkeliling lokasi MAN 2 Langkat yang dulunya merupakan lokasi istana Darussalam, sembari mengenang kisah senang dan sedih kakek dan orang tua mereka yang pernah mereka dengar. Mereka dipandu oleh guru purna bakti MAN 2 Langkat, Hj Dra, Dahlia Nur yang tahu banyak tentang kisah serta sisa bangunan istana yang pernah ia lihat.

“Para cucu sultan memiliki hubungan emosional dengan MAN 2 Langkat. Memang banyak kisah duka yang terjadi  terkait dengan pembantaian terhadap keluarga kesultanan Langkat pada peristiwa 1946 serta peristiwa rutuhnya anjungan bekas istana pada tahun 1963", tambahnya.

Sementara itu, WKM Humas, Maddian,S.Pd yang juga ikut mendampingi mereka ketika dimintai keterangan oleh inmas tentang tujuan kunjungan keluarga sultan tersebut, secara diplomatis menjawab. "Mereka berhak untuk menapak tilasi peristiwa yang pernah terjadi pada leluhur mereka. Kita juga harus bisa  belajar dari sejarah yang pernah terjadi dan menyadari dimana kita berdiri serta lebih arif dalam menyikapinya. Kalaupun kita tahu Langkat pernah berjaya, namun kita tidak mungkin kembali kemasa lalu, tapi kita berhak untuk tahu kebenaran masa lalu. Bukan untuk merubah sejarah, tetapi untuk merubah masa depan", imbuhnya. (mn)