MAN 2 LANGKAT

Kepala MAN 2 Langkat, Edi Sahputra,S.PdI MM menerima tim monitoring dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Langkat, Senin (15/07) bertempat di kantor kepala madrasah.

Edi menjelaskan bahwa tujuan kunjungan tim tersebut adalah untuk melakukan monitoring kehadiran guru PNS dan CPNS pada hari pertama kegiatan pembelajaran pada Tahun Pelajaran 2019-2020. “Seperti biasanya, Kankemenag Langkat melakukan fungsi pengawasan terhadap ASN dalam jajarannya. Untuk ASN di MAN 2 Langkat sendiri, 100% hadir pada hari pertama tahun pembelajaran 2019-2020. Untuk disiplin kehadiran guru MAN 2 Langkat, baik ASN maupun honorer pantas apresiasi. Bahkan mereka rela meluangkan waktu libur mereka untuk hadir ke MAN 2 Langkat untuk mensukseskan kegiatan yang ada. Guru MAN 2 telah mencapai tahap sadar pelaksanaan tugas.Saya pastikan bahwa tingkat kehadiran maksimal akan terus berlangsung untuk hari- hari berikutnya", ungkapnya.

Sementara itu petugas monitoring dari Kankemenag Langkat, Masriani, SPdI menyampaikan pijian atas tingkat kehadiran ASN di MAN 2 Langkat. Beliau mengatakan bahwa tingginya tingkat kehadiran ASN untuk menjalankan tugas merupakan salah satu indikator bahwa kepala madrasah telah berhasil menjalankan fungsi managerial terhadap bawahannya. “Hal ini menunjukan telah terbentuknya soliditas  antara guru dan pimpinan madrasah di MAN 2 langkat", katanya

Selain melakukan pemantauan terhadap kehadiran para ASN, tim monitoring juga mengumpulkan informasi terkait dengan kendala dalam mengakomodasi dan memfasilitasi para CPNS yang ditugaskan di MAN 2 Langkat. Dalam hal tersebut Wakamad Bidang Kurikulum, As’ad Husein, MA  mengatakan bahwa jumlah rombel MAN 2 Langkat yang hanya 27 menjadi  salah satu kendala dalam melakukan pemenuhan jam tugas wajib bagi para ASN. “Dengan masuknya 19 CPNS dan satu guru mutasi. Maka jumlah total guru dengan staus ASN di MAN 2 Langkat adalah 53 orang termasuk Kepala Madrasah. Jumlah guru honorer yang selama  ini telah mengajar di MAN 2 Langkat melengkapi jumlah tersebut menjadi 75 guru. Jumlah guru yang tidak sebanding dengan jumlah rombel yang ada merupakan sebuah kendala dalam pendistribusian jam wajib per minggu. Namun dengan arahan yang diberikan oleh kepala madrasah,  semua ASN bisa mendapatkan jam wajib minimal, yaitu 24 jam , termasuk dengan pemberian tugas tambahan sesuai dengan ekwivalensi jam tugas yang telah ditentukan. Konsekuensinya kita terpaksa mengurangi jam pelajaran bagi guru honorer", kata As’ad menjelaskan. (mn)