• HOME
  • Berita
  • MAN 2 LANGKAT MENJADI TITIK GREEN POINT PEMILAHAN SAMPAH

MAN 2 LANGKAT MENJADI TITIK GREEN POINT PEMILAHAN SAMPAH

  • 23 Januari 2020

  • Posted by: Admin

  • Kategori: Berita

  • Upload: 4 tahun 2 bulan 6 hari 20 jam 59 menit yang lalu

  • View: 134

MAN 2 Langkat telah mengikrarkan diri sebagai bagian dari mayarakat peduli lingkungan. Hal itu disampaikan oleh kepala MAN 2 Langkat, Edi Sahputra, S.PdI pada sambutan dalam acara serah terima tempat sampah sebagai Titik Green Point pemilahan sampah, Selasa ( 17/12) di MAN 2 Langkat. Acara serah terima  tempat pemilahan sampah tersebut dihadiri oleh 20 relawan Tsu Chi Sumatera Utara, para guru dan seluruh siswa MAN 2 Langkat.

Dalam kesempatan tersebut, Edi juga menyampaikan apresisasi atas kehadiran para relawan Tsu Chi tersebut. "Kami berharap agar kehadiran para relawan Tsu Chi yang termasuk dalam kategori usia senior ini mampu menjadi motivasi bagi siswa MAN 2 Langkat untuk melakukan hal yang sama, malah harus lebih. Lingkungan menjadi konsern kita bersama. Termasuk masalah sampah. Jangan berharap bermimpi untuk merubah orang lain jika kita tidak bisa merubah diri kita sendiri. Madrasah sebagai tempat pendidikan berupaya untuk menanamkan karakter peduli lingkungan. Kerjasama dengan yayasan Tsu Chi ini hanyalah salah satu usaha yang bisa kita lakukan untuk menularkan karakter baik tersebut menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat lagi. Selanjutnya dengan adanya tempat sampah sebagai green point pemilahan sampah, kita berharap nantinya para siswa mulai menyadari bahaya serta manfaat yang dapat diambil dari sesuatu yang kita sebut sampah. Selanjutnya nanti siswa harus mulai membiasakan diri untuk melakukan pemilahan atas sampah, sampah daur ulang dan sampah buang", ungkapnya.

Selanjutnya secara khusus ketika dimintai keterangan oleh inhum terkait kerja sama yang dilakukan oleh pihak MAN 2 Langkat dengan Yayasan Tsu Chi yang berafiliasi keagama dengan beda keyakinan dengan agama islam, Edi secara tegas mengatakan bahwa  muamalah dengan  umat lain tetap dibolehkan dalam islam. "Dalam hal kita mengadakan kerjasama dalam hal pengendalian sampah, terkait pemilahan dan serta pemanfaatan sampah tersebut. Budha Tsu Chi merupakan gerakan social yang kebetulah didasari oleh pemahaman cinta kasih kemanusiaan.  Secara  keyakinan, memang banyak sukarelawan dari Tsu Chi tersebut beragama Budha, namun dalam gerakannya mereka tidak membawa misi agama. Mereka membawa misi kemanusian. Isu lingkungan kmerupakan salah satu gerakan yang mereka lakukan. Hasil dari sampah yang dipilah tersebut akan disumbangkan untuk kegiatan kemanusiaan, yang memang tetap membawa  nama yayasan Budha Tsu Chi. Seharusnya kita sebagai Umat islam merasa terpukul dan malu, karena dalam gerakan mereka telah berbuat banyak, sementara kita masih tetap bertengkar tentang masalah- masalah sepele. Mereka telah membuktikan usaha yang kecil, bahkan dari sampah ternyata dapat membantu banyak orang. MAN 2 Langkat juga ingin terlibat dalam usaha tersebut. Walaupun niat semula kita adalah melakukan pengendalian sampah di MAN 2 Langkat, namun jika ternyata sampah yang kita kumpulkan tersebut dapat membawa maslahat bagi orang lain, kenapa tidak? Untuk masalah aqidah, kita tetap terapkan prinsip Lakum Diinukum Waliyadin, namun dalam muamalah kita harus bisa menjadi rahmatan lil alamin" jelasnya.

Tony Hokley, perwakilan dari relawan Tsu Chi berharap agar apa yang dilakukan oleh siswa MAN 2 Langkat dengan ikut terlibat dalam gerakan peduli lingkungan ini dapat menjadi cikal-bakal para relawan selanjutnya. "Bumi kita hanya satu. Kita berdiri dan berada dibumi yang sama. Jika bukan kita yang menjaganya dan peduli terhadap kebersihan dan keberlangsungannya, siapa lagi?  Mereka yang terkena bencana serta menderita kesusahan juga adalah bagian dari bumi yang sama. Jika bukan kita yang membantu mereka, siapa lagi? Dengan hal kecil yang kita lakukan ini kita kita berharap akan ada pengaruh besar yang ditimbulkannya. Dengan dijadikannya MAN 2 Langkat sebagai titik pemilahan sampah, bukan berarti kita berharap akan ada penumpukan sampah. Sebaliknya kita berharap agar ada kesadaran untuk memanfaatkan sampah serta mengurangi produksi sampah setiap harinya. Jika kita tidak bisa berbagi nominal, maka kita berusaha untuk berbagi sampah yang mendatangkan berkah dan kasih sayang bagi orang lain, tanpa memandang agama dan bangsa. Kita juga berharap siswa MAN 2 Langkat terbiasa dengan prinsip  Rethink, Repair, Reuse, Recycle", jelasnya.

Sementara itu perwakilan relawan lingkungan MAN 2 Langkat, M. Syuaib Rizal mengatakan bahwa kehadiran relawan  Tsu Chi ke MAN 2 Langkat merupakan inisiatifnya karena ketertarikannya atas gerakan social yang dilakukan oleh para relawannya, terutama dalam bidang sosial dan pendidikan. "Mereka merupakan mitra yang baik bagi MAN 2 Langkat dalam melakukan penjagaan, perawatan serta pelestarian lingkungan. Dari sampah yang kita kumpulkan dan kita pilah, kita paling tidak akan dapat manfaat langsung, yaitu lingkungan madrasah yang bebas sampah. Selanjutnya ditangan mereka mungkin saja sampah kita tersebut dapat mereka manfaatkan untuk gerakan sosial", ungkapnya. (mn)